DPP Prihatinkan Isu Sara Hingga Disintegrasi di Media Sosial, Menyikapinya LDII Jaksel Bentuk FLO Bersama Ormas Lain

Saling serang para tokoh di media sosial mengundang keprihatinan DPP LDII. Pasalnya, saling serang dengan muatan politik tersebut, sudah melewati area paling sensitif dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Media sosial kini menjurus pada perilaku nirakhlak yang dipertontonkan ke publik. Meskipun bangsa ini direkatkan oleh Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, namun komentar yang menyerang SARA sangat disayangkan,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Menurutnya wajah media sosial akhir-akhir ini tak mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang menghargai perbedaan, toleran, tenggang rasa, dan tepo seliro serta gotong-royong.

Seharusnya, lanjut Chriswanto, semua pihak terutama para politisi dan para buzzer yang berafiliasi dengan kepentingan tertentu, menyadari kebangsaan Indonesia tak bersifat natural atau alamiah.

“Penggunaan media sosial yang tak bijak, makin menghilangkan karakter bangsa yang berjiwa gotong royong itu,” tambahnya prihatin.

FLO Jakarta Selatan Satukan Umat Bangun Ukhuwah

Menyikapi keprihatinan yang terjadi khususnya di media sosial yang semakin dipenuhi ujaran kebencian hingga menjurus sara dan disintegrasi bangsa yang bisa merusak tatanan persatuan dalam sosial kehidupan yang sesungguhnya, jajaran kepengurusan DPD LDII Jakarta Selatan pun telah mengambil langkah-langkah nyata untuk menghindarinya.

Terhitung sejak 10 November 2014 silam, sejumlah tokoh organisasi masyarakat yaitu NU, Muhamadiyah, LDII, Bang Japar, PPM , FKPPI, dan LIRA di wilayah administrasi kota Jakarta Selatan sepakat dan secara aklamasi membentuk sebuah forum persatuan umat yang diberi nama FLO ( Forum Lintas Ormas) dengan Ketuanya Drs.KH.Zaini Ahmat dari Nahdatul Ulama Jakarta Selatan.

“FLO dibentuk karena seiring maraknya gesekan dimasyarakat yang mengatas namakan ormas satuan. Membangun dan mempererat relasi antar ormas mutlak harus diwujudkan, agar Jakarta Selatan menjadi kota yang kondusif, agar pembangunan dapat berjalan dengan baik,” jelas Noor Rachmat selaku Ketua DPD LDII Jakarta Selatan.

Ditambahkannya LDII di wilayah ini turut berperan aktif menjaga persatuan dengan aktif di wadah Forum Lintas Ormas (bentukan masyarakat) dan FKUB dan FKDM (bentukan pemerintah).

Sejumlah pengurus dan tokoh LDII Jakarta Selatan bahkan duduk sebagai pengurus di lembaga-lembaga tersebut. Sebut saja Haji Eddy Supriyadi, Ustadz M. Teguh hingga Noor Rachmat. Adapun di FKDM aktif di dalamnya Haji Fauzianto serta Haji Khairuddin.

“FLO berkordinasi dengan FKDM senantiasa bergerak menetralkan isu-isu negatif yang beredar di masyarakat entah itu yang timbul dari media sosial maupun pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tambah Noor.

Sementara itu, praktisi telematika Lukman A. Fatah mengatakan, agar hal- hal di atas tidak terus terjadi kiatnya adalah pertama masyarakat agar tak sembarangan membagikan atau sharing hal-hal yang merusak kerukunan, persatuan, dan kesatuan bangsa, “Dalam media sosial cek ricek sangat lemah, apalagi dengan mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam, dalam Al Quran diajarkan supaya berita itu di-tabayun atau dicek lagi kebenarannya,” papar Lukman yang juga Ketua DPP LDII.

Kedua bila cek dan ricek telah dilakukan, hal lain adalah memikirkan kembali, manfaat dari penyebaran informasi tersebut, “Manfaat dan mudarat sebelum sharing informasi harus dilakukan meskipun mengetahui informasi tersebut adalah benar,” ujar Lukman.

Ketiga jangan mudah menanggapi pendengung atau buzzer, apa yang mereka sampaikan sebaiknya diabaikan, “Pendengung yang dengungannya diabaikan, nanti diam sendiri,” pesannya.[*/]

*KIM DPP, DPD LDII

Artikel Terkait

Leave a Comment